Thursday, November 2, 2023

Kamuflase

 


Awalnya ku bisa bertahan

Namun perlahan ku tak tahan

Biar saja aku yang mengalah

Aku saja yang terluka

Biar hatiku yang kalah

Bahagia dengannya

Lepaskan saja diriku

Ku tak apa jika kau bahagia

 

***

Kalau harus memilih bertahan atau melepaskan? Aku harus tahu penyebabnya. Bertahan dan melepaskan tidak semudah membalik telapak tangan. Pun tidak mudah sekedar ucapan yang nantinya akan disesali. Aku pernah melepaskan seseorang sudah tak pantas aku bersamanya. Pun aku pernah bertahan dengan seseorang dengan segala sifat baik dan buruknya. Semua kembali pada sebab akibat.

Kata pepatah, lepaskan sesuatu yang memang tidak ingin digenggam. Karena semakin kamu genggam dia akan semakin menyakitimu. Aku pernah melepaskan seseorang hanya karena satu sikap dan ucapannya yang tidak bisa kulupakan. Kumaafkan tapi memohon kembali menangis darahpun rasanya tak sudi. Aku mempunyai sikap dan itu yang tidak dia sadari sejak awal mengenalku.

Tapi adakah melepas sesuatu atau seseorang tanpa ada yang tersakiti? Rasanya mustahil, namanya melepaskan atau dilepaskan ya sakit, misal sampai terjatuh.

Lantas bagaimana kau bertahan? Aku tidak pernah melupakan kenangannya. Walau mungkin dia pun pernah menyebalkan dan menyakiti. Bertahan dengan orang yang salah? Ya ambil saja hikmahnya. Mau bagaimana lagi kan sudah terlanjur, tapi yakin bertahannya gak bakal lama hahaha. Toxic sih.

Namun bertahan dengan orang yang kau inginkan tapi tak bisa memiliki? Banyakin sabar. Sudah. Kalau sudah gak sabar dan tidak ingin bertahan? Ya ujung-ujungnya melepaskan kan? Sejatinya level tertinggi mencintai itu mengikhlaskan, bukan sekedar melepaskan. Lepaskan dan ikhlaskan, biar dia mendapatkan kebahagiannya walau tanpa kamu.

Hidup sesimple itu? Nyatanya enggak hahaha. Berulang kali biar aku saja yang mengalah, biar aku tanggung luka dan sakitnya. Tetap saja merajuk, mungkin dia sudah bosan dengan sikapku ini. ya memang itu caraku biar dia bisa melepaskanku. Tapi yang ada, “ Sama aku kan kamu belajar bertahan.”

Melepaskan atau bertahan, itu bagaimana kamu bersikap dan meyakinkan, bahwa layak untuk dipertahankan atau tidak. Termasuk dalam hal apapun. Jika kau melepaskan, yakinkan dirimu sudah kuat jiwa raga. Kalau bertahan, pastikan mentalmu kuat menghadapi segala sikapnya. Melepaskan seseorang demi kebahagiaannya jauh lebih baik. Dan aku memilih melepaskan dengan tidak berkomunikasi dengannya. 

Lantas untuk apa bertahan tapi gak bahagia, eh pura-pura bahagia. kamuflase dong? kayak siapa? Tetangga sebelah.

 

 

 

1 comment: